Selasa, 28 April 2015

Pengertian Dan Hakekat Sastra

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-Nyalah pembuatan laporan ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
            Dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami yang telah senangtiasa membimbing kami dalam penyusunan laporan tugas pembuatan makalah tentang “Pengertian Dan Hakekat Sastra ini.
 Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan loaporan ini.
            Sebagaimana manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar dapat menyempurnakan laporan ini.
            Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami, bagi para pembaca sekalian dan bagi siapa saja yang mempergunakannya.




Kediri, 10 Maret 2013



Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Bahasa adalah sesuatu yang universal, yang dapat menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan manusia untuk menciptakan bahasa sebagai sebuah sistem simbol atau lambang yang digunakan untuk alat berkomunikasi adalah sesuatu yang luar biasa yang membuat manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda dengan makhluk lainnya. Bahasa yang digunakan oleh manusia tidak hanya bahasa yang umum digunakan dalam keseharian. Contoh riilnya adalah karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra sangat konotatif dan hanya mengacu pada satu hal tertentu.
Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya sastra dengan karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa. Bahasa sastra penuh ambiguitas dan homonim (kata - kata yang sama bunyinya tapi berbeda artinya), serta memiliki kategori - kategori yang tak beraturan dan tak rasional. Bahasa sastra juga penuh dengan asosiasi, mengacu pada ungkapan atau karya yang diciptakan sebelumnya.
Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Sastra sebagai hasil pengolahan jiwa pengarangnya, dihasilkan melalui suatu proses perenungan yang panjang mengenai hakekat hidup dan kehidupan. Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang dikemas dalam imajinasi yang dalam.  Melalui karya sastra, seseorang dapat menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya sastra berarti kita berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam karya sastra, sehingga untuk dapat memahami karya satra secara utuh diperlukan pengetahuan dasar. Pengetahuan dasar tersebut antara lain hakekat sastra, fungsi dan manfaat sastra dalam kehidupan sehari – hari.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa hakekat sastra?
2.      Bagaimana definisi sastra menurut para ahli?
3.      Apa saja fungsi sastra?
4.      Apa manfaat satra dalam kehidupan sehari – hari?
5.      Apa saja manfaat satra bagi pembelajaran?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui hakekat sastra
2.      Untuk mengetahui definisi satra menurut para ahli
3.      Untuk mengetahui fungsi sastra dalam kehidupan
4.      Untuk mengetahui manfaat sastra
5.      Untuk mengetahui manfaat sastra dalam pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A.    HAKEKAT SASTRA
Sastra berasal dari bahasa sansakerta shastra yang artinya adalah "tulisan yang mengandung intruksi" atau "pedoman". Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab - kitab suci, surat - surat, undang - undang, dan sebagainya. Sastra dalam arti khusus yang digunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah “kesusastraan”. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (1988: 23) kata susastra berasal dari bentuk su + sastra. Kata sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran. Awalan su- pada kata susastra berarti “baik, indah” sehingga susastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran yang baik dan indah. Kata susastra merupakan ciptaan Jawa atau Melayu karena kata susastra tidak terdapat dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. 
Konfiks ke-an dalam bahasa Indonesia menunjukkan pada “kumpulan” atau “hal yang berhubungan dengan”. Secara etimologis istilah kesusastraan dapat diartikan sebagai kumpulan atau hal yang berhubungan dengan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran, yang baik dan indah. Bagian “baik dan indah” dalam pengertian kesusastraan menunjuk pada isi yang disampaikan (hal-hal yang baik; menyarankan pada hal yang baik) maupun menunjuk pada alat untuk menyampaikan, yaitu bahasa (sesuatu disampaikan dengan bahasa yang indah). 
Banyak batasan mengenai definisi sastra, antara lain:
1.      Sastra adalah seni
2.      Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam
3.      Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang dimaksud dengan pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia
4.      Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterikan (diwujudkan) dalam sebuah bentuk keindahan
5.      Sastra adalah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kekuatan moral dengan sentuhan kesucian kebebasan pandangan dan bentuk yang mempesona. 

B.     DEFINISI SASTRA MENURUT PARA AHLI
1.      Sumarno dan Saini
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia  berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat – alat bahasa.
2.      Mursal Esten
Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan mempunyai efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
3.      Ahmad Badrun
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang menggunakan bahasa dan garis simbol – simbol lain sebagai alat yang bersifat imajinatif.
4.      Semi
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
5.      Panuti Sudjiman
Sastra adalah karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.
6.      Sumardjo dan Sumaini
Definisi sastra yaitu :
a.       Sastra adalah seni bahasa
b.      Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam
c.       Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa
d.      Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterikan dalam sebuah bentuk keindahan
e.       Sastra adalah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang benar dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan dan bentuk yang mempesona.
7.      Suyitno
Sastra adalah sesuatu yang imajinatif, fiktif dan inventif juga harus melayani misi – misi yang dapat dipertanggungjawabkan.
8.      Tarigan
Sastra merupakan objek bagi pengarang dalam mengungkapkan gejolak emosinya, misalnya perasaan sedih, kecewa, senang, dan lain sebagainya.
9.      Damono
Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan gambaran kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.

C.     FUNGSI SASTRA
Fungsi sastra harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya. Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga memberikan manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan persepsi. Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada peminatnya tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.
Selain menampilkan unsur keindahan, hiburan dan keseriusan, karya sastra juga cenderung membuktikan memiliki unsur pengetahuan. Contohnya puisi, keseriusan puisi terletak pada segi pengetahuan yang disampaikannya. Jadi puisi dianggap sejenis pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh filosof terkenal Aristoteles bahwa puisi lebih filosofis dari sejarah karena sejarah berkaitan dengan hal-hal yang telah terjadi, sedangkan puisi berkaitan dengan hal-hal yang bisa terjadi, yaitu hal-hal yang umum dan yang mungkin. 
Lain lagi dengan novel. Para novelis dapat mengajarkan lebih banyak tentang sifat-sifat manusia daripada psikolog. Karena novelis mampu mengungkapkan kehidupan batin tokoh - tokoh pada novel yang ditulisnya. Sehingga ada yang berpendapat bahwa novel - novel bisa dijadikan sumber bagi para psikolog atau menjadi kasus sejarah yang dapat memberikan ilustrasi dan contoh. Bahkan bisa dikatakan bahwa novelis menciptakan dunia yang mengandung nilai kebenaran dan pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan. 
Dalam kehidupan masyarakat sastra memilik beberapa fungsi, yaitu: 
1.      Fungsi rekreatif
Sastra berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat karena mengandung unsur keindahan.
2.      Fungsi didaktis
Sastra memiliki fungsi pengajaran karena bersifat mendidik dan mengandung unsur kebaikan dan kebenaran.
3.      Fungsi estetis
Sastra memiliki unsur dan nilai-nilai keindahan bagi para pembacanya.
4.      Fungsi moralitas
Sastra mengandung nilai-nilai moral yang menjelaskan tentang yang baik dan yang buruk serta yang benar dan yang salah.
5.      Fungsi religius
Sastra mampu memberikan pesan-pesan religius untuk para pembacanya.

D.    MANFAAT SASTRA
Salah satu manfaat sastra adalah untuk menyampaikan pesan emosi, maksudnya membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspresikan emosi berarti melepaskan diri dari emosi itu. Namun hal itu masih dipertanyakan karena banyak novel yang ditulis atas dasar curahan emosi yang menekan penulisnya.
Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisah yang disajikan oleh pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
2.      Karya sastra dapat memperkaya jiwa atau emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh yang terdapat di dalam karya sastra tersebut.
3.      Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita - cita, serta kehidupan masyarakat  yang digambarkan dalam suatu karya.
4.      Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan sebagai sarana penyampaian ajaran - ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5.      Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.
6.      Masih banyak manfaat sastra yang bagi satu pembaca berbeda dengan pembaca lainnya. Sehingga beberapa pembaca yang menikmati buku yang sama bisa jadi memperoleh pengalaman puitik yang berbeda.

E.     MANFAAT SATRA UNTUK PEMBELAJARAN
Menurut Lazar (2002: 15-19), beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
pembelajaran sastra, antara lain adalah:
1.      Memberikan motivasi kepada siswa
Sastra dapat memberikan motivasi kepada siswa. Apabila materi
pembelajaran sastra dipilih secara cermat dan hati - hati, siswa akan merasakan bahwa apa yang mereka pelajari adalah sesuatu yang relevan dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam konteks ini, sastra mampu menunjukkan kepada siswa tema-tema yang kompleks tetapi segar dan menggambarkan penggunaan bahasa yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya.
2.      Memberi akses pada latar belakang budaya
Sastra merupakan akses latar belakang budaya. Sastra dapat membantu
siswa memahami budaya masyarakat yang menjadi latar dalam teks sastra yang sedang dipelajari. Namun hal ini cukup rumit, mengingat dalam memahami hubungan antarbudaya, sastra tidak menyampaikannya dengan sederhana, karena beberapa karya sastra seperti novel, cerpen, atau puisi dapat diklaim sebagai dokumentasi yang murni dari budaya masyarakat. Sementara, kebenaran dalam sastra itu sesungguhnya tidaklah
mutlak.
3.      Memberi akses pada pemerolehan bahasa
Sastra merupakan akses pemerolehan bahasa. Sastra menyediakan sebuah
cara yang tepat untuk pemerolehan bahasa, seperti menyediakan konteks yang bermakna dan mudah diingat dalam proses penginterpretasian bahasa baru. Melalui sastra, siswa dapat meningkatkan pemerolehan bahasanya, dapat meningkatkan kemampuan berbahasanya, melakukan proses pembelajaran bahasa yang menyenangkan. Dalam hal ini berarti ada integrasi antara pembelajaran sastra dan bahasa, sehingga keduanya dapat
saling memberikan manfaat.
4.      Memperluas perhatian siswa terhadap bahasa
Sastra memperluas perhatian siswa terhadap variasi bahasa. Dalam
konteks ini sebuah novel atau cerpen dapat membantu siswa dalam memahami dan menginterpretasikan berbagai tema dengan lebih mudah. Melalui kegiatannya dalam memahami makna sebuah teks sastra, siswa dapat melatih kepekaannya dalam menggunakan bahasa.
5.      Mengembangkan kemampuan interpretatif siswa
Sastra mengembangkan kemampuan interpretatif siswa. Sastra adalah
sumber yang bagus untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami makna dan membuat interpretasi. Sastra, dapat membuat pembacanya hanyut dalam asumsi teks ketika berusaha untuk memahami maknanya. Sastra menyediakan kesempatan yang baik kepada siswa untuk mendiskusikan, dan menginterpretasikan pendapat mereka sendiri berdasarkan fakta yang terdapat dalam teks. Bila siswa berinteraksi dengan berbagai macam ambiguitas dalam teks sastra, guru dapat membantu siswa mengembangkan keseluruhan kapasitasnya dalam memahami makna. Kemampuan tersebut sangat bermanfaat bagi siswa ketika siswa harus membuat interpretasi berdasarkan fakta - fakta yang dinyatakan secara tidak langsung dalam kehidupan nyata.
6.      Mendidik siswa secara keseluruhan.
Sastra mendidik siswa secara keseluruhan. Sastra memiliki berbagai
macam fungsi edukasi. Pembelajaran sastra di dalam kelas, dapat membantu siswa menstimulasikan imajinasi, mengembangkan kemampuan kritis dan meningkatkan perhatian emosionalnya. Apabila siswa diminta untuk memberikan respon secara personal terhadap teks sastra yang dibaca, siswa akan menjadi lebih percaya diri dalam
mengekspresikan ide mereka, dan mengekspresikan emosinya. Selain itu, siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguasai teks sastra dan memahami bahasa, serta dalam menghubungkan teks sastra yang dibaca tersebut dengan nilai-nilai dan tradisi dari masyarakatnya.
Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa sastra memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan. Sejalan dengan itu, pembelajaran sastra dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai kehidupan dan kearifan dalam menghadapi lingkungan, realitas kehidupan, dan sikap pendewasaan. Melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengekspresikan diri dengan pikiran dan perasaannya dengan baik, berwawasan luas, kritis, berkarakter, halus budi pekerti, dan santun.
Dari berbagai karakter yang dapat dibentuk melalui pembelajaran sastra,
diharapkan siswa mampu membentuk dirinya menjadi manusia yang seutuhnya, lengkap dengan keunikannya, sehingga dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dengan terus berkarya demi mengisi kehidupan yang bermanfaat dan bermakna.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sastra berasal dari bahasa sansakerta shastra yang artinya adalah "tulisan yang mengandung intruksi" atau "pedoman".  Jadi, pengertian sastra adalah bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Fungsi sastra antara lain :
1.      Fungsi rekreatif
2.      Fungsi didaktis
3.      Fungsi estetis
4.      Fungsi moralitas
5.      Fungsi religius
Sedangkan manfaat sastra adalah untuk menyampaikan pesan emosi, maksudnya membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi.
Manfaat sastra dalam pembelajaran :
1.      Memberikan motivasi kepada siswa
2.      Memberi akses pada latar belakang budaya
3.      Memberi akses pada pemerolehan bahasa
4.      Memperluas perhatian siswa terhadap bahasa
5.      Mengembangkan kemampuan interpretatif siswa
6.      Mendidik siswa secara keseluruhan.

B.     SARAN
1.      Sastra sangat penting bagi bangsa Indonesia, guna melestarikan budaya dan keterampilan berbahasa di Indonesia. Oleh karena itu, sastra sangat penting untuk dipelajari
2.      Sastra sangat penting bagi dunia pendidikan, maka setiap jenjang pendidikan harus ada pendidikan yang berkaitan dengan sastra

DAFTAR PUSTAKA

Mengurangi Kejenuhan Anak Dalam Belajar Dan Membaca

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-Nyalah pembuatan laporan ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
            Dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami yang telah senangtiasa membimbing kami dalam penyusunan laporan tugas pembuatan makalah tentang “Mengurangi  Kejenuhan Anak Dalam  Belajar Dan Membaca ini.
 Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan loaporan ini.
            Sebagaimana manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar dapat menyempurnakan laporan ini.
            Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami, bagi para pembaca sekalian dan bagi siapa saja yang mempergunakannya.




Kediri, 10 Juni 2013



Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
“Mengurangi Kejenuhan Anak Dalam  Belajar Dan Membaca”, inilah judul kali ini yang saya angkat. Ini karaena banyak sekali yang sering saya jumpai di dalam diri anak-anak usia sekolah dasar. Mereka sering kali malas dalam membaca materi pelajaran yang sudah ada di dalam buku pegangan mereka.
Pada umumnya, anak usia sekolah dasar tidak mau membaca materi terlebih dahulu sebelum mengarjakan soal-soal yang memuat isi dari bacaan tersebut. Ini yang sering membuat anak kesulitan dalam mengerjakan soal atau tugas-tugas dari guru.
Kita ambil contoh saja, seorang anak yang bernama Riswanda Bachtiar. Dia adalah seorang murid SDN Pranggang 2, dan sedang duduk di bangku kelas 3. Sebenarnya dia adalah anak yang pandai, anak yang mampu bersaing didalam hal pelajaran. Dia adalah anak yang aktiv, tetapi juga sedikit pemalu. Tetapi akibat dia kurang senang dalam membaca nilainya tiap kali menerima raport selalu turun. Inilah contoh akibat dari kurangnya semangat anak dalam membaca. Oleh karena itu, kegiatan membaca harus semakin di terapkan pada anak usia sekolah dasar, dengan berbagai cara yang menyenangkan, sehingga membuat anak tidak jenuh dalam membaca.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah anak ini mengalami kendala dalam belajarnya ?
2.      Kenapa nilai anak ini selalu turun tiap semesternya ?
3.      Sejak kapan anak ini mulai malas untuk membaca ?
4.       Kenapa anak ini selalu menangis apabila tidak bisa mengerjakan soal ?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa masalah yang di alami anak ini
2.      Untuk mengetahui penyebab nilai sianak turun.
3.      Untuk mengetahui sejak kapan anak ini mulai malas membaca dan apa penyebabnya.
4.      Untuk mengetahi kenapa anak ini selalu menagis saat tidak bisa mengerjakan soal.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Identifikasi masalah
Add caption

Anak ini bernama Riswanda bachtiar, panggil saja Wanda. Dia adalah murit kelad 3 di SDN Pranggang 2. Dia merupakan salah satu anak yang pandai didalam kelasnya. Sejak kelas 1 dia selalu mendapat peringkat didalam kelasnya, meskipun bukan peringkat pertama, tetapi dia mendapat peringkat 2 di smester pertama, dan peringkat 3 disemester kedua. Begitu juga di kelas 2, dia juga selalu mendapat peringkat. Dia sangat rajin dalm belajar, sangat giat dalam belajar. Bapaknya adalah seorang guru di SDN Plemahan 2. Sehingga bisa memberikan bimbingan juga kepada Wanda.
tetapi sejak menginjak bangku kelas 3, dia mulai malas dalam belajar, dan dia juga malas dalam membaca. Setiap kali ada pekerjaan rumah dia tidak pernah membaca meterinya terlebih dahilu, dia Cuma mengandalkan filling, dan ilmu pengawurannya. Sehingga nilai-nilai tugas hariannya sangatlah buruk. Dia juga lebih banyak bermain daripada belajarnya. Setiap kali disuruh belajar dia selalu malas-malasan.
Sehingga pada akhirnya di ujian tengah semester pertama, dia mendapatkan peringkat ke-4. Dia kalah saingan dengan teman-temannya yang semakin giat belajar. Dan pada ulangan semester 1 dia mendapatkan peringkat ke-5. Anak ini mengalami masalah pada mata pelajaran yang membutuhkan membaca materi, dan menghafalkan rumus, seperti matematika. Dia juga malas menghitung, dia hanya menggunakan perkiraan saja. Tatapi selalu saja ngawur dalam menggunakan rumus dan menghitung jawaban. Dia juga malas membaca materi-materi IPS, dalam mengerjakan soal jawaban, dia selalu menggunakan jawaban yang ngawur juga.  Sehingga membuat hampir sebagian jawabannya salah. Hal inilah yang membuat nilai anak ini selalu menurun dari waktu ke waktu. Dan inilah gambaran nilainya pada saat saya belum memberikan bimbingan belajar pada anak ini :
B.     Diaknosis
Dari pengamatan yang saya lakukan faktor-fanktor yang menyebabkan anak ini nilainya selalu menurun dari waktu  ke waktu yang di akibatkan karena kurangnya semangat membaca, dan kurangnya konsentrasi dalam beajar :
1.      Yang pertama adalah banyaknya waktu bermain dan menonton tv di saat waktu senggangnya, sehingga membuat semangat belajarnyya menjadi menurun.
2.      Yang kedua adalah terlalu banyaknya anak ini membeli mainna, sehingga konsentrasinya dalam belajar menjadi terganggu karena selalu memikirkan mainnan yang baru saja di beli.
3.      Dan yang ketiga adalah terlalu di manjanya anak ini oleh bapaknya, sehingga membuat semangat belajar anak ini menurun. Seperti contohnya, pada saat anak ini mengantuk setelah sholat maghrib, padahal setelah itu dia harus belajar, sibapak membiarkannya, dan menyyuruh si anak beristirahat. Padahal si anak itu sendiri sedang asik menonton tv. Hal itulah yang membuat si anak menjadi semakin malas dalam belajar.
Dari ketiga faktor yang telah saya sebutkan di atas, ada 1 faktor utama yang sangat mempengaruhi berkurangnya semangat belajar sianak dan membuat dia jenuh dalam belajar, yaitu pada waktu dia duduk di sekolah taman kanak-kanak anak inik termasuk anak yang cengeng, dia juga belum cukup lancar dalam membaca dan menulis. Nah, mengetahui hal itu si bapak dari anak ini menggembleng si anak ini untuk belajar membaca dan menulis setiap hari. Setiap hari anak ini dituntut untuk membaca dan menulis. Kadang kala sampai anak ini sampai menangis, karena dimarahi oleh sibapak. Sampai pada akhirnya anak ini sangat lancar dalam membaca dan menulis, sehingga pada saat masuk sekolah dasar dia mampu menjalani tes yang di lakukan dari pihak sekolah dasar.
Disinilah letak masalah utama anak ini, dia mulai mengalami kejenuhan dalam belajar. Dia merasa waktu bermainnya selalu kurang. Dia merasa waktu bermainnya lebih sedikit dibandingkan waktu belajarnya setiap hari. Akibat dari dipaksanya dia pada usia taman kanak-kanak unbtuk bisa membaca dan menulis, anak ini mengalami kejenuhan belajar pada saat ini.
C.     Prognosis
Dari hasil pengamatan tentang masalah yang terjadi di atas, saya memberikan bantuan bimbingan dengan cara membantu mengerjakan setiap tugas si anak dengan menyuruhnya membaca soal terlebih dahulu, setelah dia selesai membaca soal, baru saya menyuruhnya mencari jawabannya dari bacaan di depan. Dengan cara ini ternyata lumayan efektif untuk membangkitkan semangat anak untu membaca meteri palajaran. Sedikit demi sedikit anak ini mulai maw membaca, meskipun kadang kala sedikit harus di paksa dan diselipi dengan guyonan yang membuat anak senang.
Setelah beberapa kali belajar bersama, saya mengetahui titik masalah pada anak ini. Anak ini suka bermain pada saat belajar, konsentrasinya dalam belajar sangat lah kurang. Padahal sesungguhnya anak ini sangatlah mampu dalam mengerjakan soal-soal yang ada, karena pada dasarnya anak ini memanglah pandai.

D.     Pemberian bantuan (treatmen)
Dari hasil pengamatan saya tentang masalah yang di hadapi si anakm, saya memberikan bimbingan belajar individu di rumah. Karena dengan bimbingan belajar individu ini anak lebih bisa memahami materi-materi pelajaran, dan mulai tumbuh kembali minatnya dalam membaca. Dia juga mampu mengerjakan soal berhitung dengan menggunakan rumus yang benar yang sudah saya ajarkan. Bimbingan individu ini sendiri saya pilih karena apabila menggunakan bimbingan belajar kelompok anak ini malah bermain dan mengibrol dengan teman-temannya. Sebelumnya saya juga pernah memberikan bimbingan belajar kelompok, tetapi menurut saya sangat tidak efektif. Dan pada akhirnya bimbingan belajar individu ini yang saya terapkan.
Disini saya juga memberikan bimbingan orang tua dirumah. Saya juga memberikan nasehat dan saran pada orang tua terutama pada bapak dari riswanda ini. Agar tidak terlalu memanjakan anaknya. Sehingga pada waktunya belajar, sianak juga semangat belajar. Karena terbiasa dengan di manja si anak menjadi malas dalam belajar. Dan saya juga mengingatkan agar tidak memberi uang saku yang berlebihan pada saat anak sekolah, karena dengan memberikan uang saku yang berlebihan juga membuat konsentrasia anak dalam belajar di sekolah menjadi sangat terganggu.