KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-Nyalah pembuatan laporan ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami yang telah senangtiasa membimbing kami dalam penyusunan laporan tugas pembuatan makalah tentang “Game Pada Pendidikan Olahraga di SD” ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan loaporan ini.
Sebagaimana manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar dapat menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami, bagi para pembaca sekalian dan bagi siapa saja yang mempergunakannya.
Kediri, 10 Maret 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan Jasmani adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara
sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka
sistem pendidikan nasional.
Dengan Pendidikan Jasmani siswa
akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang
menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki
kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta
pemahaman terhadap gerak manusia.
Didalam Pendidikan Jasmani terdapat
6 aspek materi yang dipelajari, yakni 1). Permainan dan olahraga, 2). Aktivitas
Pengembangan, 3). Uji diri, 4). Aktivitas Ritmik, 5). Akuatik (Aktivitas Air),
dan 6). Pendidikan Luar Kelas (Outdoor Education). Dari ke enam aspek materi
tersebut, terdapat unsur-unsur yang yang merupakan tujuan dari pendidikan
jasmani. Unsur-unsur tersebut adalah: Unsur Organik, motorik, emosional dan
intelektual.
Dalam beberapa
aspek tersebut yang sering kita jumpai pada ranah pendidikan di SD yaitu unsur
permainan (Play), game, dan sport. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut
masish memiliki hubungan antara satu aspek dengan aspek lainnya. Dan pada
umumnya pendidikan jasmani di SD lebih mengarah pada permainan (Play) dam game.
Karena keduanya tidak bertujuan untuk mendapatkan prestasi tertentu, sedangkan
sport belum bisa kita masukkan pada anak SD karena bisa membebani sistem
perkembangan anak.
Dari kedua unsur
yang bisa kita terapkan pada ranah pendidikan sekolah dasar, ada
karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh kedua unsur tersebut. Selain itu
ada berbagai model permainan dan game yang bisa di terapakan secara umum pada
ranah pendidikan di sekolah dasar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
game ?
2.
Apa hubungan antara
play/game dan olahraga (Sport) ?
3.
Apa saja
karakteristi game ?
4.
Game apa yang
efektif diterapkan pada anak sekolah
dasar ?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari game
2.
Untuk mengetahui
hubungan antara play/game dan olahraga (Sport)
3.
Untuk mengetahui
apa saja karakteristi game
4.
Untuk mengetahui
game apa yang efektif diterapkan pada anak
sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dari Game
Game berasal dari kata bahasa Inggris yang memiliki arti
dasar permainan. Menurut Agustinus nilwan dalam bukunya yang berjudul
“Pemrograman Animasi dan Game Profesional” terbitan elex media komputindo, game
diartikan sebagai suatu aktivitas yang tersetruktur atau juga sebagai alat pembelajaran.
Sebuah game bisa dikarakteristikan dari apa yang pemain
lakukan, misal :
1. Peralatan; contoh : bola, kartu, papan atau sebuah
komputer.
2. Peraturan; digunakan untuk menentukan giliran pemain.
3. Skill, strategi dan keberuntungan; game dengan skill contohnya
dengan kekuatan fisik misalnya gulat, menembak dan kekuatan mental seperti
catur.
4. Single player game (pemain 1 orang) dan Double player
(lebih dari 1 pemain) ; jika pemain tunggal, pemain harus bermain dengan
keahlian, berpacu dengan waktu dan keberuntungan. Sedangkan pemain Double,
pemain diharuskan untuk menggunakan suatu strategi dan kekompakan sesama pemain
untuk mencapai tujuan tertentu, atau sebaliknya pemain harus berlomba pemain
lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
B.
Hubungan Antara Play/Game dan Olahraga
Dalam memahami arti pendidikan
jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan
olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering
digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu
para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani
secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah
aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai
hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak
harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan
jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu
bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli
memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi,
yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi,
pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga
melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai
aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu
sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki
beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat.
Peraturan, misalnya, baik tertulis
maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan
aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung,
kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian
itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan
olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga
berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu
saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya
semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani
mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti
hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara
keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah
aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan
Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk
mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun
keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan
jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara
pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan.
Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan,
seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya,
olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak
punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga.
Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan
kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya.
Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya
dapat dan harus beriringan bersama.
C.
Karakteristik – karakteristik Game
Karakteristik-karakteristik yang terdapat pada game
merupakan bagian dari karakteristik dari play. Semua karakteristik yang ada
pada play merupakan karakteristik dari game. Akan tetapi ada beberapa
karakteristik game yang tidak ada pada karakteristik play.
Berikut ini merupakan karakteristik dari play :
1.
Bebas, sukarela,
dan tanpa paksaan dalam berpartisipasi.
2.
Aktivitas bermain
terpisah dari pembatasan ruang dan waktu.
3.
Hasil dari
aktivitas bermain adalah sesuatu yang tidak diketahui /direncanakan.
4.
Aktivitas murni
bermain tidak produktif, tidak menghasilkan nilai yang permanen.
5.
Peraturan bermain
tergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan situasional.
6.
Kualitas bermain
merupakan bagian dari kehidupan nyata.
Games merupakan bagian
dari play, semua games merupakan bentuk dan play, games memiliki semua
karakteristik play, akan tetapi semua itu diatur dalam peraturan yang sengaja
dibuat dan harus di taati bersama.
Karakteristik yang ada pada game akan tetapi tidak ada pada play yaitu : 1) Ada kompetisi; 2) Hasil di tentukan oleh penampilan fisik, strategi, atau kesempatan.
D.
Game Yang Cocok untuk Anak Sekolah Dasar
Kebanyakan semua macam dan jenis game ccocok pada anak
usia sekolah dasar seperti Gobak sodor, Lintang alian, dan masih banyak lagi.
Akan tetapi game yang bagus untuk anak yaitu game yang memerlukan kemampuan
fisik, tahtik dan kekompakkan tim lah yang sangat bagus untuk perkembangan anak
usia sekolah dasar.
Geme yang memerlukan kemampuan fisik, tahtik, dan
kekompakkan tim misalnya Gobag sodor. Game ini memerlukan kecepatan berlari,
kerjasama tim dan cara untuk melewati rintangan musuh. Anak dituntut mampu
melewati pemain yang jaga untuk bisa melewati rintangan pemain lawan.
Game ini bisa dimainkan oleh 8 sampai 10 anak yang dibagi
menjadi 2 kelompok. Setiap kelompok berhak menentukan tim mana yang akan
menjadi kelompok penjaga dan tim mana yang menjadi kelompok yang melewati
rintangan. Game ini bisa digambarkan sebagai berikut :
![]() |
|||
Kelompok yang ada di dalam garis merupakan kelompok
penjaga, sedangkan kelompok yang ada di luar garis merupakan kelompok yang
menang yang harus melewati hadangan dari kelompok penjaga. Kelompok pemenang
dapat melewati 1 penjaga dengan 2 orang sekaligus, ini merupakan tahtik yang
bisa di gunakan untuk melewati penjaga-penjaga dari kelompok yang kalah.
Kelompok yang kalah
atau penjaga tidak boleh melewati garis yang sudah di buat, dan hanya
boleh bergerak kekanan dan kekiri untuk bisa menyentuk kelompok pemenang.
Apabila kelompok pemenang anggotanya ada yang bisa melewati keempat penjaga
tanpa bisa disentuh oleh penjaga, kelompok pemenang mendapatkan nilai 1, dan
apa bila keempatnya bisa melewati semua penjaga tanpa tersentuh pihak penjaga,
maka akan mendapatkan nilai 4.
Akan tetapi apabila kelompok penjaga bisa menyentuh
kelompok pemenang maka pemain yang tersentuh kelompok penjaga akan di anggap
mati dan tidak bisa melanjutkan permainan. Akan tetapi jika kelompok lawan 2
pemainnya bisa melewati keempat penjaga, maka pemain yang mati tadi bisa hidup
lagi dan dapat mengikuti permainan kembali.
Apa bila kelompok penjaga bisa menyentuh atau mematikan 3
pemain kelompok lawan secara berturut-turut, maka kelompok lawan akan berganti
untuk menjadi kelompok penjaga. Sehingga kelompok yang sebelumnya menjadi
penjaga, bisa menjadi kelompok pemenang yang harus melewati penjaga-penjaga
untuk mendapatkan nilai. Begitu seterusnya dalam game ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Games merupakan bagian dari play, semua games merupakan bentuk dan play,
games memiliki semua karakteristik play, akan tetapi semua itu diatur dalam
peraturan yang sengaja dibuat dan harus di taati bersama. Jadi semua game yang ada pada pendidikan jasmani
memiliki aturan-aturan tertentu, akan tetapi game tidak berpacu untuk
mendapatkan prestasi tertentu seperti sport.
Antara play, game,
dan sport memiliki keterkaitan yang sangat umum. Ketiganya saling berhubungan
dan dapat eksis meskipun secara murni untuk
kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar