Selasa, 28 April 2015

Game Pada Pendidikan Olahraga Di SD

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-Nyalah pembuatan laporan ini dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
            Dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami yang telah senangtiasa membimbing kami dalam penyusunan laporan tugas pembuatan makalah tentang “Game Pada Pendidikan Olahraga di SD ini.
 Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan loaporan ini.
            Sebagaimana manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar dapat menyempurnakan laporan ini.
            Akhir kata,semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami, bagi para pembaca sekalian dan bagi siapa saja yang mempergunakannya.




Kediri, 10 Maret 2013



Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Didalam Pendidikan Jasmani terdapat 6 aspek materi yang dipelajari, yakni 1). Permainan dan olahraga, 2). Aktivitas Pengembangan, 3). Uji diri, 4). Aktivitas Ritmik, 5). Akuatik (Aktivitas Air), dan 6). Pendidikan Luar Kelas (Outdoor Education). Dari ke enam aspek materi tersebut, terdapat unsur-unsur yang yang merupakan tujuan dari pendidikan jasmani. Unsur-unsur tersebut adalah: Unsur Organik, motorik, emosional dan intelektual.
Dalam beberapa aspek tersebut yang sering kita jumpai pada ranah pendidikan di SD yaitu unsur permainan (Play), game, dan sport. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut masish memiliki hubungan antara satu aspek dengan aspek lainnya. Dan pada umumnya pendidikan jasmani di SD lebih mengarah pada permainan (Play) dam game. Karena keduanya tidak bertujuan untuk mendapatkan prestasi tertentu, sedangkan sport belum bisa kita masukkan pada anak SD karena bisa membebani sistem perkembangan anak.
Dari kedua unsur yang bisa kita terapkan pada ranah pendidikan sekolah dasar, ada karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh kedua unsur tersebut. Selain itu ada berbagai model permainan dan game yang bisa di terapakan secara umum pada ranah pendidikan di sekolah dasar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari game ?
2.      Apa hubungan antara play/game dan olahraga (Sport) ?
3.      Apa saja karakteristi game ?
4.      Game apa yang efektif diterapkan pada anak  sekolah dasar ?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari game
2.      Untuk mengetahui hubungan antara play/game dan olahraga (Sport)
3.      Untuk mengetahui apa saja karakteristi game
4.      Untuk mengetahui game apa yang efektif diterapkan pada anak  sekolah dasar


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dari Game
Game berasal dari kata bahasa Inggris yang memiliki arti dasar permainan. Menurut Agustinus nilwan dalam bukunya yang berjudul “Pemrograman Animasi dan Game Profesional” terbitan elex media komputindo, game diartikan sebagai suatu aktivitas yang tersetruktur atau juga sebagai alat pembelajaran.
Sebuah game bisa dikarakteristikan dari apa yang pemain lakukan, misal :
1.      Peralatan; contoh : bola, kartu, papan atau sebuah komputer.
2.      Peraturan; digunakan untuk menentukan giliran pemain.
3.      Skill, strategi dan keberuntungan; game dengan skill contohnya dengan kekuatan fisik misalnya gulat, menembak dan kekuatan mental seperti catur.
4.      Single player game (pemain 1 orang) dan Double player (lebih dari 1 pemain) ; jika pemain tunggal, pemain harus bermain dengan keahlian, berpacu dengan waktu dan keberuntungan. Sedangkan pemain Double, pemain diharuskan untuk menggunakan suatu strategi dan kekompakan sesama pemain untuk mencapai tujuan tertentu, atau sebaliknya pemain harus berlomba pemain lainnya untuk mencapai suatu tujuan.

B.     Hubungan Antara Play/Game dan Olahraga
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat.
Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat. Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
C.    Karakteristik – karakteristik Game
Karakteristik-karakteristik yang terdapat pada game merupakan bagian dari karakteristik dari play. Semua karakteristik yang ada pada play merupakan karakteristik dari game. Akan tetapi ada beberapa karakteristik game yang tidak ada pada karakteristik play.
Berikut ini merupakan karakteristik dari play :
1.      Bebas, sukarela, dan tanpa paksaan dalam berpartisipasi.
2.      Aktivitas bermain terpisah dari pembatasan ruang dan waktu.
3.      Hasil dari aktivitas bermain adalah sesuatu yang tidak diketahui /direncanakan.
4.      Aktivitas murni bermain tidak produktif, tidak menghasilkan nilai yang permanen.
5.      Peraturan bermain tergantung pada kondisi, tunduk pada kesepakatan situasional.
6.      Kualitas bermain merupakan bagian dari kehidupan nyata.
Games merupakan bagian dari play, semua games merupakan bentuk dan play, games memiliki semua karakteristik play, akan tetapi semua itu diatur dalam peraturan yang sengaja dibuat dan harus di taati bersama. Karakteristik yang ada pada game akan tetapi tidak ada pada play yaitu : 1) Ada kompetisi; 2) Hasil di tentukan oleh penampilan fisik, strategi, atau kesempatan.

D.    Game Yang Cocok untuk Anak Sekolah Dasar
Kebanyakan semua macam dan jenis game ccocok pada anak usia sekolah dasar seperti Gobak sodor, Lintang alian, dan masih banyak lagi. Akan tetapi game yang bagus untuk anak yaitu game yang memerlukan kemampuan fisik, tahtik dan kekompakkan tim lah yang sangat bagus untuk perkembangan anak usia sekolah dasar.
Geme yang memerlukan kemampuan fisik, tahtik, dan kekompakkan tim misalnya Gobag sodor. Game ini memerlukan kecepatan berlari, kerjasama tim dan cara untuk melewati rintangan musuh. Anak dituntut mampu melewati pemain yang jaga untuk bisa melewati rintangan pemain lawan.
Game ini bisa dimainkan oleh 8 sampai 10 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Setiap kelompok berhak menentukan tim mana yang akan menjadi kelompok penjaga dan tim mana yang menjadi kelompok yang melewati rintangan. Game ini bisa digambarkan sebagai berikut :
Oval: 4
Oval: 3
Oval: 2
Oval: 1
 








Kelompok yang ada di dalam garis merupakan kelompok penjaga, sedangkan kelompok yang ada di luar garis merupakan kelompok yang menang yang harus melewati hadangan dari kelompok penjaga. Kelompok pemenang dapat melewati 1 penjaga dengan 2 orang sekaligus, ini merupakan tahtik yang bisa di gunakan untuk melewati penjaga-penjaga dari kelompok yang kalah.
Kelompok yang kalah  atau penjaga tidak boleh melewati garis yang sudah di buat, dan hanya boleh bergerak kekanan dan kekiri untuk bisa menyentuk kelompok pemenang. Apabila kelompok pemenang anggotanya ada yang bisa melewati keempat penjaga tanpa bisa disentuh oleh penjaga, kelompok pemenang mendapatkan nilai 1, dan apa bila keempatnya bisa melewati semua penjaga tanpa tersentuh pihak penjaga, maka akan mendapatkan nilai 4.
Akan tetapi apabila kelompok penjaga bisa menyentuh kelompok pemenang maka pemain yang tersentuh kelompok penjaga akan di anggap mati dan tidak bisa melanjutkan permainan. Akan tetapi jika kelompok lawan 2 pemainnya bisa melewati keempat penjaga, maka pemain yang mati tadi bisa hidup lagi dan dapat mengikuti permainan kembali.
Apa bila kelompok penjaga bisa menyentuh atau mematikan 3 pemain kelompok lawan secara berturut-turut, maka kelompok lawan akan berganti untuk menjadi kelompok penjaga. Sehingga kelompok yang sebelumnya menjadi penjaga, bisa menjadi kelompok pemenang yang harus melewati penjaga-penjaga untuk mendapatkan nilai. Begitu seterusnya dalam game ini.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Games merupakan bagian dari play, semua games merupakan bentuk dan play, games memiliki semua karakteristik play, akan tetapi semua itu diatur dalam peraturan yang sengaja dibuat dan harus di taati bersama. Jadi semua game yang ada pada pendidikan jasmani memiliki aturan-aturan tertentu, akan tetapi game tidak berpacu untuk mendapatkan prestasi tertentu seperti sport.
Antara play, game, dan sport memiliki keterkaitan yang sangat umum. Ketiganya saling berhubungan dan dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar